BANDAR LAMPUNG---Unit Donor Darah (UDD)
PMI Lampung mencatat permintaan darah untuk kepentingan medis di Lampung
sebanyak 200—350 kantor per bulan. Namun, jumlah pendonor yang datang secara
sukarela ke Kantor UDD PMI Lampung hanya 50—100 orang per bulan. Untuk menutupi
defisit stok, kegiatan sosial donor darah massal menjadi andalan.
“Kami sangat beruntung ada perusahaan
seperti PTPN I Regional 7 ini yang secara rutin menggelar donor darah massal.
Jika tidak ada, pasti kami tak mampu melayani permintaan darah yang datang dari
berbagai rumah sakit di seluruh Lampung.”
Pernyataan itu disampaikan Eko Budi
Susanto, dokter pelaksana donor darah dari UDD Pembina PMI Provinsi Lampung di
sela melayani pengambilan darah di Gedung Kolaboratif PTPN I Regional 7 Bandar
Lampung, Rabu (25/4/24). Didampingi Hardan, petugas medis dari UDD PMI Lampung,
Eko mengatakan, peran organisasi, kelompok masyarakat, maupun instansi yang
mengagendakan donor darah massal sangat membantu penyediaan stok darah di
Provinsi Lampung.
Eko menambahkan, PTPN I Regional 7
adalah salah satu perusahaan BUMN yang sangat konsen dan berkomitmen tinggi
terhadap masalah kemanusiaan, terutama donor darah. Dalam catatan data UDD PMI
Lampung, PTPN I Regional 7 yang semula bernama PTPN VII selalu aktif
menyelenggarakan donor darah massif.
“Dalam catatan kami, PTPN ini (PTPN I
Regional 7) sudah sangat lama menjadi mitra kami dalam penyediaan donor darah.
Terus terang, kami sangat terbantu. Jika tidak ada organisasi yang komitmen
begini, kami akan sangat sulit memenuhi permintaan darah. Kami berharap akan
lebih banyak lagi perusahaan yang secara teratur donor darah massal begini,”
kata dia.
Tentang kebutuhan darah saat ini, Hardan
menyebut permintaan relatif normal dan bisa dipenuhi oleh UDD Pembina PMI
Lampung. Namun demikian, dia mengatakan beberapa pekan lalu terjadi kekurangan
stok darah golongan A karena melonjaknya permintaan.
“Tiga pekan lalu permintaan darah
golongan A sangat tinggi. Saya tidak tahu persis apa penyebabnya. Bahkan, untuk
menjaring relawan darah bergolongan A, ada donatur yang memberikan insentif
berupa beras 5 kilo gram kepada setiap pendonor bergolongan A. Intinya, kami
berupaya keras untuk bisa mengamankan stok agar kebutuhan darurat masyarakat
terpenuhi,” kata paramedis senior ini.
Sementara itu, aksi sosial donor darah
di PTPN I Regional 7 hari itu berhasil mengumpulkan 55 kantong darah dari para
pendonor. Para donor berasal dari karyawan Kantor Regional (Kandir), dari Kebun
Way Lima, Kebun Way Berulu, Kebun Bergen, dan Kebun Rejosari-Pematang Kiwah.
Kepala Bagian Sekretariat dan Hukum PTPN
I Regional 7 Bambang Hartawan menyatakan komitmennya untuk terus menggerakkan
seluruh karyawan dalam program kemanusiaan donor darah ini. Menurut dia, donor
darah adalah salah satu bentuk kebaikan yang murah dan mudah tetapi butuh
gerakan untuk mengingatkan.
“Kalau kegiatan sosial lain itu butuh
biaya dan berbagai persiapan, tetapi kalau donor darah ini lebih simpel.
Padahal nilai kemanusiaannya jauh lebih tinggi karena menyangkut kesehatan,
bahkan nyawa. Namun, karena simpel itu banyak orang kurang perhatian. Jadi,
kuncinya memang harus dimasukkan dalam agenda rutin perusahaan, diingatkan, dan
difasilitasi. Itu yang kami jalankan,” kata Bambang.
Ia berharap jumlah karyawan PTPN I
Regional 7 yang ambil bagian dalam program tiga bulan ke depan akan lebih
banyak. “Mudah-mudahan pada donor darah berikutnya semakin banyak lagi” kata
dia. (*)
Komentar
Posting Komentar