Jakarta - Asosiasi
Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) serta pengurus sejumlah
koperasi produsen sawit dari Kalimantan Barat yang menaungi ratusan petani
sawit di wilayah tersebut mempelajari pola kemitraan yang dilangsungkan PTPN IV
PalmCo Regional 3 Provinsi Riau.
Mereka berkunjung ke
PTPN IV PalmCo Regional 3 dan disambut langsung SEVP Operation Arief Subhan
Siregar dan General Manager Distrik Petani Mitra Ferry P Lubis untuk
mempelajari sekaligus mengadopsi skema kemitraan petani dalam mengakselerasi
peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kalimantan Barat (Kalbar).
Dalam kegiatan yang
berlangsung selama tiga hari itu, merkea melakukan kunjungan dan berinteraksi
langsung dengan ratusan petani mitra perusahaan di Kabupaten Kampar, Rokan
Hulu, serta Kabupaten Siak.
"Luar biasa. Kami
sangat berharap keberhasilan yang diraih di sini bisa diterapkan di Kalbar.
Setidaknya ada empat pilar penting yang kami pelajari dari sini yang nanti bisa
kami bawa pulang ke Kalimantan," kata Ketua Bidang Advokasi, Humas, dan
Promosi Aspekpir Kalimantan Barat Ir Mei Irmoko di Pekanbaru, Senin
(26/4/2024).
Pertama, lanjut dia,
kebijakan kemitraan dengan pola manajemen tunggal atau single management. Pola
tersebut menjadi kunci sukses program PSR yang dilaksanakan PTPN IV PalmCO
Regional 3 Riau di berbagai kabupaten Provinsi Riau.
Melalui pola tersebut,
kultur teknis petani mitra akan setara dengan standar tinggi perusahaan, mulai
dari penumbangan sawit renta, pemanfaatan bibit sawit unggul bersertifikat,
proses penananman, pemupukan, hingga pemeliharaan untuk diterapkan di areal peremajaan
sawit masyarakat.
Pendekatan tersebut
kian lengkap dengan pola off taker atau pendampingan perusahaan kepada petani
selama proses peremajaan sawit berlangsung. Salah satu wujud pola tersebut
adalah skema cash for works untuk para petani mitra sehingga para petani tetap
mendapatkan penghasilan selama peremajaan berlangsung.
Selanjutnya, PTPN IV
juga menawarkan program penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat,
pendamping, pelatihan kepada para petani sehingga mampu meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan petani dalam mewujudkan perkebunan berkelanjutan.
"Dan ketika ini
diterapkan ke Kalimantan Barat, Insya Allah akan dapat sambutan luar biasa dari
masyarakat. Kami dari Aspekpir Kalbar mengucapkan terimakasih dan siap
mendukung suksesi PSR di kalbar. Kami siap berkolaborasi dengan PTPN IV di
Kalbar," tuturnya.
Secara umum, ia
menjelaskan persoalan kemitraan di Riau tidak jauh berbeda dengan Kalimantan.
Namun, pendekatan yang dilaksanakan Regional 3 memberikan hasil yang jauh lebih
baik.
"Memang kalau kita
lihat karateristik permasalahan di sini tidak jauh berbeda dengan Kalbar.
Kerjasama antara pihak perusahaan dan petani yang tentu akan sukses dan
berhasil ketika roh nya ada. Roh kebersamaan. Roh kebersamaan itu butuh rasa
saling. Saling mendukung, saling membantu, saling menguatkan. Tidak bisa
berdiri sendiri. Strategi ini yang akan kita bawa ke sana," lanjutnya.
Hal senada disampaikan
Ketua Koperasi Produsen Titian Sejahtera Mandiri Kalbar, Ismail Lavan. Dia
mengatakan jika standar dan pendekatan pola kemitraan Riau diterapkan, maka
petani di Kalbar akan jauh lebih sejahtera. Dia mengaku usai mengikuti studi
banding tersebut, dirinya bersemangat untuk segera kembali untuk mendorong dan
melaksanakan PSR di Kalbar.
"Kami dapat satu
perbandingan yang sangat luar biasa. Keterbukaan, transparansi, itu modal utama
untuk kepercayaan. Kemitraan di Riau sangat istimewa. Harapan kami di
Kalimantan sama dengan yang diterapkan di Pekanbaru ini Oleh karena itu kami akan sebarluaskan (pola
kemitraan di Riau ke) petani kami di Kalbar. Semoga program ini tidak hanya
dirasakan petani di Pekanbaru, tapi dirasakan oleh seluruh petani
Indonesia," urainya.
Lembaran Baru Kemitraan
di Kalimantan
SEVP Operation PTPN IV
PalmCo Regional 3 Arief Subhan Siregar menjelaskan bahwa kunjungan studi
banding ini merupakan realisasi dari Workshop PTPN Untuk Sawit Rakyat yang
digelar di Pontianak, beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang
diinisiasi Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa tersebut dihadiri
langsung Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah,
PJ Gubernur Kalbar dr Harrison, Dirut Holding Perkebunan Nusantara III Persero
serta ratusan petani sawit.
Untuk diketahui,
Jatmiko sendiri merupakan Direktur PTPN V Riau sejak 2019 hingga 2023, tepat
sebelum aksi korporasi menjadi PTPN IV PalmCo Regional 3 awal Desember tahun
lalu.
Selama memimpin PTPN V,
Jatmiko berhasil melakukan beragam transformasi di berbagai lini, salah satunya
merestorasi kemitraan dan akselerasi PSR yang merupakan bagian dari program
strategis nasional (PSN).
Untuk itu, Arief
mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai lembaran
baru dan merangkai kepercayaan serta memperkuat kemitraan petani dan PTPN IV
Regional 5 Kalimantan.
"Jika kita
flashback ke belakang, karateristik Riau dan Kalimantan sebenarnya sama. Namun
kita sepakat untuk membuka lembaran baru. Kita bentuk pola kemitraan kembali
sehingga saling percaya, saling mendukung, saling membutuhkan itu
tercapai," paparnya.
Dia berharap usai
mengikuti kegiatan ini, maka para petani yang tergabung ke dalam Aspekpir
maupun koperasi dapat mendukung program pemerintah dalam akselerasi PSR yang
ditargetkan Holding Perkebunan mencapai 60.000 hektare hingga 2026 mendatang.
Komentar
Posting Komentar